PEKANBARU — Dunia usaha dan politik Riau berduka atas berpulangnya pengusaha senior Dedi Handoko, yang tutup usia pada Rabu (22/10/2025) dini hari di RS Mahal Bros Sudirman Pekanbaru. Almarhum wafat di usia 64 tahun akibat serangan jantung.
Dikenal luas sebagai sosok sukses dan dermawan, Dedi Handoko atau akrab disapa DH meniti karier di berbagai bidang usaha, mulai dari hiburan, perhotelan, kontraktor, hingga perkebunan kelapa sawit. Ia juga menjabat sebagai Ketua Pengprov Perbakin Riau periode 2021–2025, serta aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan komunitas lintas etnis di Pekanbaru.
Namun, di balik kesuksesan dunia bisnisnya, DH juga dikenal sebagai figur yang dekat dengan kalangan pejabat dan politisi di Riau. Beberapa sumber menyebut, semasa hidupnya ia kerap membantu dana bagi sejumlah kandidat kepala daerah yang tengah bertarung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).
“Banyak pejabat yang dulu dibantu almarhum saat maju pilkada. Pinjaman dana pilkada itu sekarang beliau wafat ya sudah lunaslah ” ujar seorang tokoh politik Riau yang enggan disebutkan namanya, Rabu (22/10).
Nama-nama yang disebut pernah diduga mendapat bantuan atau pinjaman dari Dedi Handoko antara lain Bupati Indragiri Hilir (Inhil) H. Herman, Kelmi Amri (mantan calon Bupati Rokan Hulu), Wakil Gubernur Riau H. SF Hariyanto, Bupati Indragiri Hulu (Inhu) H. Ade Agus Hartanto, Agung Nugroho, serta beberapa tokoh politik lain di Riau.
Meski demikian, hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pihak-pihak yang disebutkan terkait hal tersebut.
Jenazah Dedi Handoko disemayamkan di rumah duka Jalan Yos Sudarso, Rumbai, Pekanbaru. Sejumlah pejabat tampak hadir melayat, termasuk Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto, yang menilai almarhum sebagai sosok rendah hati dan gemar membantu.
“Kita sangat kehilangan beliau. Orangnya baik, ringan tangan, dan banyak membantu tanpa pamrih,” ujar SF Hariyanto.
Sebelum wafat, Dedi Handoko dikabarkan sempat memberikan kuasa penagihan sejumlah hutang kepada dua orang terdekatnya, yakni H. Suparman dan Haris Kampai. Keduanya diketahui merupakan sahabat sekaligus mitra bisnis DH dalam berbagai urusan usaha.
Sumber terpercaya menyebutkan, jumlah dan besaran tagihan hutang hanya diketahui oleh H. Suparman, yang disebut menerima kuasa penuh penagihan sebelum almarhum wafat. Nilainya diperkirakan mencapai puluhan miliaran rupiah, meski belum ada rincian resmi yang dibuka ke publik.
Dedi Handoko meninggalkan seorang istri dan anak-anak yang selama ini ikut mengelola beberapa lini bisnis keluarga. Rencana pemakaman masih disusun oleh keluarga besar dan kerabat dekat.(*)