PEKANBARU – Kelompok mahasiswa asal Kampar yang tergabung dalam jaringan mahasiswa di Pekanbaru membantah terlibat dalam aksi yang sebelumnya direncanakan oleh Gerakan Aktivis Mahasiswa (GERAM) di Bangkinang. Mereka mengaku tidak mengetahui adanya rencana unjuk rasa yang kemudian batal digelar pada Senin (27/10/2025).
Salah satu perwakilan mahasiswa, Jeki, menegaskan bahwa kelompoknya tidak pernah mengoordinasikan aksi dengan pihak yang menamakan diri GERAM tersebut.
“Kami tidak tahu soal aksi di Bangkinang itu. Kami nanti demo di Kejati dan KPK, bukan di kantor bupati,” tegas Jeki kepada wartawan, Senin (27/10/2025).
Menurutnya, seruan aksi GERAM justru menimbulkan kesan seolah seluruh mahasiswa Kampar terlibat, padahal tidak demikian. Ia menilai kelompok yang mengatasnamakan GERAM itu hanyalah pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi politik di Kabupaten Kampar.
“Itu hanya tembak atas kuda, mau menangguk di air keruh. Kami tidak terlibat dan tidak mendukung cara seperti itu,” ujarnya.
Sebelumnya, rencana aksi GERAM bertajuk “Selamatkan Birokrasi Kampar dan Transparansi APBD 2025” batal dilaksanakan. Dari pantauan di lapangan, tidak ada massa yang berkumpul di Taman Kota Bangkinang, Kantor Bupati, maupun DPRD Kampar seperti yang tercantum dalam flyer aksi.
Aksi tersebut sedianya menyoroti dugaan pemborosan anggaran melalui pembelian mobil dinas Bupati senilai Rp1,8 miliar dan tudingan nepotisme dalam pembentukan Panitia Seleksi Jabatan Tinggi Pratama di lingkungan Pemkab Kampar.
Namun, di tengah pembatalan aksi, muncul isu bahwa penundaan itu diduga berkaitan dengan janji proyek penunjukan langsung (PL) yang akan dikerjakan akhir tahun melalui Dinas Perkim dan Dinas PUPR Kampar, oleh pihak yang disebut dekat dengan Bupati Kampar.
Dengan adanya klarifikasi ini, kelompok mahasiswa Kampar di Pekanbaru menegaskan tidak ada hubungan apapun antara mereka dan pihak GERAM.
“Kami tetap kritis, tapi kami memilih jalur yang jelas dan terukur. Tidak ingin dipakai untuk kepentingan kelompok tertentu,” tutup Jeki. (*)