Rutan Sialang Bungkuk Diduga Jadi Ladang Uang Haram: KPR dan Stafnya Bermain di Balik Sel

Rutan Sialang Bungkuk Diduga Jadi Ladang Uang Haram: KPR dan Stafnya Bermain di Balik Sel

ETALASENEWS - Pekanbaru , Di balik jeruji yang seharusnya menjadi tempat pembinaan moral, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Sialang Bungkuk Pekanbaru, yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Imigrasi dan Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI, justru diduga menjadi ladang bisnis haram.
Nama Kepala Pengamanan Rutan (KPR) inisial BHM mencuat sebagai otak praktik pemerasan terhadap warga binaan, dengan AMS  staf KPR  diduga bertindak sebagai eksekutor di lapangan.

Berdasarkan keterangan sumber internal Rutan, hampir setiap hari terjadi pemindahan tahanan dari satu kamar ke kamar lain, bahkan ke ruang isolasi, tanpa alasan yang jelas.
Aksi ini disebut sengaja dilakukan untuk menciptakan ketidaknyamanan, agar warga binaan mau membayar sejumlah uang agar bisa hidup tenang di dalam sel.

“Setiap hari ada saja napi yang dipindahkan. Alasannya tidak jelas. Tujuannya supaya napi tertekan dan akhirnya mau bayar. Semua diatur oleh KPR BH.M, sedangkan yang mengeksekusi di dalam itu AMS,” ungkap sumber internal yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Uang hasil setoran tidak diserahkan langsung kepada petugas, melainkan melalui seorang warga binaan bernama Marsel, yang berperan sebagai perantara.
Jumlah setoran bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah per orang, tergantung posisi kamar dan fasilitas yang diinginkan.

“Contohnya napi Jo . Harusnya dia masuk isolasi dulu, tapi karena sudah setor, langsung masuk kamar B7. Padahal peraturan jelas: semua napi baru wajib melalui masa isolasi. Tapi kalau ada uang, semua bisa diatur,” kata sumber itu menambahkan.

A MS disebut menjadi tangan kanan BH.M dalam menjalankan praktik pemerasan ini. Ia kerap memimpin razia dengan dalih keamanan, memindahkan napi tanpa alasan jelas, hingga menekan mereka agar mau membayar.

“Arpan itu eksekutornya. Semua perintah datang dari Boni. Kalau ada napi nggak setor, langsung dibuat nggak nyaman  entah lewat razia, entah dipindah ke isolasi,” ujar sumber lain dari internal Rutan.

Praktik semacam ini disebut telah berjalan cukup lama dan menjadi rahasia umum di kalangan warga binaan.
Kondisi ini membuat suasana Rutan Sialang Bungkuk jauh dari kata pembinaan, dan berubah menjadi arena tekanan serta ketidakadilan.

Menariknya, situasi Rutan dikabarkan berbeda total ketika KPR Sofri masih menjabat.

“Waktu KPR Sofri, rutan aman dan kondusif. Tidak ada permainan uang, tidak ada pemindahan tanpa alasan. Sekarang semua serba uang,” ujar sumber itu lagi.

Para warga binaan kini mendesak Kementerian Hukum dan HAM, khususnya Direktorat Jenderal Imigrasi dan Pemasyarakatan, untuk segera turun tangan dan menindak tegas dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh KPR BH.M dan stafnya, A MS.

“Kami minta Menkumham segera bertindak dan Copot Oknum Terlibat Bermain Jangan biarkan Rutan berubah jadi pasar uang. Ini lembaga negara, bukan tempat dagang kenyamanan,” tegas sumber internal menutup keterangannya.***MDn

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index